Viewers

Sabtu, 07 Desember 2013

Tukang Puding Muda

halo semua! aku balik lagi! kali ini aku kembali dengan berbagi cerita bagaimana aku menjalankan suatu usaha kecil-kecilan diumur yang muda ini~ HAHA ga bangga ko engga-_- ga ngesok jadi tukang kok...engga.
ini diaa




Bisnis Berjualan Puding
                Sekolah Alam Indonesia, sebuah sekolah yang mempunyai program untuk setiap murid-muridnya dikelas 8 untuk belajar membuat suatu bisnis sendiri setelah mendapat pengetahuan bagaimana cara melaksanakan bisnis tersebut. Pada awalnya aku dengan teman-temanku diberikan bayangan-bayangan secara garis besar mengenai cara mencari peluang ataupun cara menjalankan sebuah bisnis. Kami juga diberi tahu gambaran kedepannya bahwa kami setiap murid,masing-masing akan membuat bisnis secara mandiri. Dan sebelum itu akan ada pembelajaran keluar untuk mencari ide bisnis tersebut, yaitu magang.
                Dipagi hari pada bulan November, tepatnya tanggal 6, hari itu adalah hari dimana kami murid-murid kelas 8 mulai mendapatkan pelajaran mencari inspirasi bisnis, dengan cara magang ke tempat pengolahan sampah plastik untuk kelompokku. Jika berbicara mengenai perasaan pribadi, pada saat 2 hari pertama magang, aku belum menemukan gambaran bisnis untuk dijalani. Dan hal tersebut bertahan sampai dihari ketiga dan keempat dimana aku dan kelompokku telah berpindah ke tempat magang kedua.
Dihari kelima, pada saat perpindahan tempat magang yang kedua kalinya, aku mulai berfikir mengenai bisnis, dan tegang. Bingung, sangat bingung. Ditambah mendapat kata-kata menantang dari para pebisnis sukses yang telah dikunjungi, perasaan tegang menguat. Tetapi pada saat itu, hal yang terpikir hanyalah cara untuk menenangkan diriku sejenak yaitu dengan menyadarkanku sendiri bahwa aku masih mempunyai waktu yang cukup lama, walaupun pada kenyataannya tidak selama yang diharapkan. Tetapi aku berpendapat lagi, setidaknya ada kesempatan untuk mendapat inspirasi-inspirasi di 4 sampai 7 hari kedepan.
Tak terasa waktu berlalu sangat cepat, dengan sedikit kecewa dan kaget tersadarkan, dihari kedua terakhir magang, guru-guru menanyakan sejauh mana perkembangan penemuan ide untuk berbisnis. Setelah ditanya siapa saja yang sudah menemukannya idenya, aku tidak mengangkat tangan. Karna aku belum mendapat ide untuk berbisnis. Dan setelah ditanyapun aku tidak bisa menjawab.
Hari dimana, waktu kami untuk pulang kembali kerumah masing-masing pun tiba. Aku pulang kerumah tidak dengan membawa ide untuk berbisnis, walaupun sudah banyak ilmu-ilmu berbisnis yang kuketahui. Termasuk teknis-teknis tahapan apa saja yang harus dijalani untuk menjalankan sebuah bisnis.
Sesampainya dirumah, ah, memang benar, ibu adalah segalanya. Jika kalian bertanya-tanya atau penasaran bagaimana dan darimana aku menemukan berjualan puding, ibukulah yang mempertemukanku dengan teman sekolahnya dulu, yang merupakan salah satu pelaku bisnis kuliner. Pada saat bertemu, dengan baik dan penuh perhatiannya teman ibuku berbagi resep puding bikinannya.
Pada hari Kamis, pada tanggal 21 November, hari tersebut adalah hari yang telah direncanakan untuk membuat puding dan menitipkannya ke toko-toko yang telah dikunjungi dihari sebelumnya. Ada 4 toko yang berhasil diajak bekerja sama. Tetapi hal yang tidak diinginkan terjadi. Terjadi kesalahan pada saat membuat puding. Sehingga puding tersebut tidak dapat mengeras. Oleh karena itu kami menunggu berlama-lama dan menghabiskan waktu sampai malam hanyalah sia-sia. Akhirnya, aku dengan bantuan bunda membuat puding yang baru dengan tambahan bahan yg lebih banyak dari sebelumnya. Dan alhamdulillah, bisa. Tetapi ada informasi yang baru saja kuketahui, bahwa besok, hari yang seharusnya kujalani untuk menitipkan puding-pudingku, harus tertunda sampai waktu makan siang karena ada pertemuan untuk memastikan perkembangan serta pemberian informasi mengenai presentasi bisnis di sekolah. Dan pada waktu makan siang itulah jam yang seharusnya ku lakukan suatu kepentingan yang berkaitan dengan tugas penelitian. Sehingga diundur sampai minggu depan.
Mengantarkan puding-puding ternyata lebih berat dari yang kubayangkan. Cukup pegal untuk membawa nampan berbedan puding-puding saat berjalan. Pelajaran yang bisa kuambil pada hari itu adalah untuk bersabar dan mau mengorbankan diri untuk mencapai sesuatu.
Keesokan harinya target yang kujalani adalah menawarkan produk pudingku ke orang-orang dekat. Untung saja, sebagian besar dari mereka bersedia untuk membeli pudingku, yang kemudian akan diantar dihari senin. Dan rezeki pun datang, karena ada sebuah acara makan bersama dihari minggu, akhirnya bunda membeli puding anaknya sendiri! Pastinya dengan alasan untuk tambahan konsumsi snack pada acara. Beberapa teman kelasku juga memesan, senang rasanya.

Dari pengalaman berbisnis sejauh ini, ada banyak sekali pelajaran yang bisa kudapatkan. Mulai dari mengetahui tujuan baik untuk berbisnis dari pelaku-pelaku bisnis yang telah ditemui, bahwa membuat suatu bisnis harus terencana dengan jelas, lalu waktu sangat berharga, maka lakukanlah survey dari jauh hari, dan mencatat setiap pengeluaran juga pemasukan serta kegiatan yang sudah dijalankan, hal ini akan sangat membantu kedepannya. Yang paling penting, pada dasarnya, saat menjalankan bisnis harus ada rasa suka, harus ada niat dalam diri kita masing-masing, jika ingin semuanya berjalan dengan lancar. Bagaimana cara menimbulkan rasa suka? Cari kegiatan yang cocok. Dari segi kesukaan dan juga kesempatan waktu untuk menjalankanya. Dan selalu tidak lupa, untuk menyedekahkan sebagian keuntungan ke orang-orang yang membutuhkan.

1 komentar: