ini diaa
Bisnis Berjualan Puding
Sekolah Alam
Indonesia, sebuah sekolah yang mempunyai program untuk setiap murid-muridnya dikelas
8 untuk belajar membuat suatu bisnis sendiri setelah mendapat pengetahuan
bagaimana cara melaksanakan bisnis tersebut. Pada awalnya aku dengan teman-temanku
diberikan bayangan-bayangan secara garis besar mengenai cara mencari peluang
ataupun cara menjalankan sebuah bisnis. Kami juga diberi tahu gambaran
kedepannya bahwa kami setiap murid,masing-masing akan membuat bisnis secara mandiri.
Dan sebelum itu akan ada pembelajaran keluar untuk mencari ide bisnis tersebut,
yaitu magang.
Dipagi hari
pada bulan November, tepatnya tanggal 6, hari itu adalah hari dimana kami murid-murid
kelas 8 mulai mendapatkan pelajaran mencari inspirasi bisnis, dengan cara
magang ke tempat pengolahan sampah plastik untuk kelompokku. Jika berbicara
mengenai perasaan pribadi, pada saat 2 hari pertama magang, aku belum menemukan
gambaran bisnis untuk dijalani. Dan hal tersebut bertahan sampai dihari ketiga
dan keempat dimana aku dan kelompokku telah berpindah ke tempat magang kedua.
Dihari kelima, pada saat perpindahan
tempat magang yang kedua kalinya, aku mulai berfikir mengenai bisnis, dan
tegang. Bingung, sangat bingung. Ditambah mendapat kata-kata menantang dari
para pebisnis sukses yang telah dikunjungi, perasaan tegang menguat. Tetapi pada
saat itu, hal yang terpikir hanyalah cara untuk menenangkan diriku sejenak
yaitu dengan menyadarkanku sendiri bahwa aku masih mempunyai waktu yang cukup
lama, walaupun pada kenyataannya tidak selama yang diharapkan. Tetapi aku
berpendapat lagi, setidaknya ada kesempatan untuk mendapat inspirasi-inspirasi
di 4 sampai 7 hari kedepan.
Tak terasa waktu berlalu sangat cepat, dengan
sedikit kecewa dan kaget tersadarkan, dihari kedua terakhir magang, guru-guru
menanyakan sejauh mana perkembangan penemuan ide untuk berbisnis. Setelah
ditanya siapa saja yang sudah menemukannya idenya, aku tidak mengangkat tangan.
Karna aku belum mendapat ide untuk berbisnis. Dan setelah ditanyapun aku tidak
bisa menjawab.
Hari dimana, waktu kami untuk pulang
kembali kerumah masing-masing pun tiba. Aku pulang kerumah tidak dengan membawa
ide untuk berbisnis, walaupun sudah banyak ilmu-ilmu berbisnis yang kuketahui. Termasuk
teknis-teknis tahapan apa saja yang harus dijalani untuk menjalankan sebuah bisnis.
Sesampainya dirumah, ah, memang benar, ibu
adalah segalanya. Jika kalian bertanya-tanya atau penasaran bagaimana dan
darimana aku menemukan berjualan puding, ibukulah yang mempertemukanku dengan
teman sekolahnya dulu, yang merupakan salah satu pelaku bisnis kuliner. Pada saat
bertemu, dengan baik dan penuh perhatiannya teman ibuku berbagi resep puding
bikinannya.
Pada hari Kamis, pada tanggal 21 November,
hari tersebut adalah hari yang telah direncanakan untuk membuat puding dan
menitipkannya ke toko-toko yang telah dikunjungi dihari sebelumnya. Ada 4 toko
yang berhasil diajak bekerja sama. Tetapi hal yang tidak diinginkan terjadi. Terjadi
kesalahan pada saat membuat puding. Sehingga puding tersebut tidak dapat
mengeras. Oleh karena itu kami menunggu berlama-lama dan menghabiskan waktu
sampai malam hanyalah sia-sia. Akhirnya, aku dengan bantuan bunda membuat
puding yang baru dengan tambahan bahan yg lebih banyak dari sebelumnya. Dan alhamdulillah,
bisa. Tetapi ada informasi yang baru saja kuketahui, bahwa besok, hari yang
seharusnya kujalani untuk menitipkan puding-pudingku, harus tertunda sampai waktu
makan siang karena ada pertemuan untuk memastikan perkembangan serta pemberian
informasi mengenai presentasi bisnis di sekolah. Dan pada waktu makan siang
itulah jam yang seharusnya ku lakukan suatu kepentingan yang berkaitan dengan
tugas penelitian. Sehingga diundur sampai minggu depan.
Mengantarkan puding-puding ternyata lebih
berat dari yang kubayangkan. Cukup pegal untuk membawa nampan berbedan
puding-puding saat berjalan. Pelajaran yang bisa kuambil pada hari itu adalah
untuk bersabar dan mau mengorbankan diri untuk mencapai sesuatu.
Keesokan harinya target yang
kujalani adalah menawarkan produk pudingku ke orang-orang dekat. Untung saja, sebagian
besar dari mereka bersedia untuk membeli pudingku, yang kemudian akan diantar dihari
senin. Dan rezeki pun datang, karena ada sebuah acara makan bersama dihari
minggu, akhirnya bunda membeli puding anaknya sendiri! Pastinya dengan alasan
untuk tambahan konsumsi snack pada acara. Beberapa teman kelasku juga memesan,
senang rasanya.
Dari pengalaman berbisnis sejauh ini, ada
banyak sekali pelajaran yang bisa kudapatkan. Mulai dari mengetahui tujuan baik
untuk berbisnis dari pelaku-pelaku bisnis yang telah ditemui, bahwa membuat
suatu bisnis harus terencana dengan jelas, lalu waktu sangat berharga, maka lakukanlah
survey dari jauh hari, dan mencatat setiap pengeluaran juga pemasukan serta
kegiatan yang sudah dijalankan, hal ini akan sangat membantu kedepannya. Yang paling
penting, pada dasarnya, saat menjalankan bisnis harus ada rasa suka, harus ada niat
dalam diri kita masing-masing, jika ingin semuanya berjalan dengan lancar. Bagaimana
cara menimbulkan rasa suka? Cari kegiatan yang cocok. Dari segi kesukaan dan
juga kesempatan waktu untuk menjalankanya. Dan selalu tidak lupa, untuk
menyedekahkan sebagian keuntungan ke orang-orang yang membutuhkan.
gapercaya gue nulis ini................................
BalasHapus